KTT Rejeki Lumintu adalah salah satu kelompok tani ternak Kota Semarang yang bertempat di Dukuh Kaum Sumurrejo RT 04/RW 04, Kelurahan Sumurrejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah. Pada mulanya anggota KTT Rejeki Lumintu menggarap ternak di pekarangan rumahnya masing-masing, kemudian setelah melalui diskusi bersama para petani dan ternak memutuskan untuk mengolahnya bersama-sama. Pemusatan kegiatan bertani dan beternak tersebut dibantu oleh Pemkot Semarang yang menyewakan lahan kavling seluas 1,5 hektare.
Lebih dari 30 anggota masih aktif beraktivitas di sana dengan Bapak Nurdin sebagai ketuanya. Kegiatan-kegiatan yang berjalan di KTT Rejeki Lumintu meliputi memerah sapi, mencari rumput dan memberi makan, kemudian membersihkan kandang berserta sapinya hingga menjaga kesehatan ternak juga diselingi dengan membudidayakan padi organik.
Hewan ternak menjadi komoditas utama bagi Kelompok Tani Ternak Rejeki Lumintu, sementara padi organik hanya untuk konsumsi pribadi dan selebihnya dijual langsung kepada konsumen yang berniat membeli. Selain menghasilkan susu perah, sapi yang dipelihara terkadang juga dijual dagingnya (namun tidak sering). Kotorannya pun biasanya diolah menjadi pupuk organik sehingga dapat menghasilkan nilai guna. Pupuk organik tersebut nantinya akan dipakai untuk mengelola padi milik KTT Rejeki Lumintu dan tidak dijual belikan kepada umum.
Jenis-jenis sapi yang diternak di KTT rejeki Lumintu adalah bibit-bibit unggul yang dalam sejarahnya pernah didapatkan melalui hasil hibah oleh Gubernur Jawa Tengah tahun 2010, yaitu Bapak Bibit Waluyo. Sapi-sapi tersebut didatangkan langsung dari Selandia Baru dan dalam pengurusannya dibagi sama rata setiap anggota maupun per kepemilikan kandang di KTT rejeki Lumintu.
Dalam mengurus ternak, sapi diberi makan ketika pagi dan sore sama halnya dengan jadwal pemerasan susu perah. Makanan utama sapi adalah rerumputan hijau sebagai serat dan selebihnya ditunjang oleh ampas tahu, kulit singkong serta konsentrat sapi.
Ketika hendak melakukan pemerasan susu, sapi akan dibersikan terlebih dahulu. Mereka dimandikan dengan maksud agar kotoran yang menempel pada sapi tidak sampai mengotori susu perah. Setiap sapi tidak selalunya menghasilkan output susu perah yang sama, semua kembali lagi pada genetik dan terkadang juga dikarenakan oleh konsumsi. Pada masa pandemi seperti kemarin, bahan-bahan makanan sapi seperti ampas tahu dan kulit singkong yang didapatkan dari limbah pabrik berkurang sehingga membuat komposisi konsumsi tidak seimbang. Hal tersebut tentunya berdampak pada jumlah susu yang didapatkan—mereka mengalami penurunan output.
Dalam mendistribusikan susu perahnya, KTT Rejeki Lumintu melakukan mitra dengan susu sedunia serta menjualnya untuk umum dengan strategi tunggu bola sebab pada faktanya para konsumen berdatangan sendiri untuk membeli tanpa dicari. Beberapa bertujuan untuk dijual kembali dengan lebih dahulu diolah sementara sisanya memilih untuk konsumsi pribadi. Susu perah selalu laris setiap harinya, harganya pun terjangkau mulai dari Rp 8.000,00/liter hingga Rp 10.000,00/liter. Didukung oleh bibit unggul hingga produksinya yang fresh membuat banyak orang tak segan untuk datang dan membeli langsung di tempat meski lokasi KTT Rejeki Lumintu sedikit terpelosok serta medannya lumayan ekstrem.
Cp : 083104498448 (Nurdin)